Buku ini lahir bukan semata-mata dari perenungan intelektual, namun juga dari pergumulan nyata penulisnya, Yosafat Arif Nugroho, M.Miss. Ia bertumbuh dari keluarga hamba Tuhan, Pendeta Natanael dari Pati, Jawa Tengah. Demikian juga istrinya tercintanya, Christina Puji Astuti, putri dari Pendeta Thomas Suwarno dari Boyolali. Pertumbuhan iman pasangan ini tak lepas dari peran pembinaan orangtuanya. Mereka seperti Timotius, yang mewarisi imannya dari neneknya Lois, dan ibunya, Eunike (2 Tim 1:5).
Buku ini lahir dari kerinduan pasangan Yos dan Christin yang mendamba kebangkitan rohani keluarga-keluarga Kristen. Keprihatinan mereka berdua karena melihat sendiri banyaknya keluarga Kristen yang mengalami kehancuran, telah mendorong Yos untuk menuliskan buku ini. Buku ini juga lahir dari gerakan doa sang penulis yang telah, sedang, dan terus ia naikkan dari seribu (1.000) kota di seluruh nusantara. Buku ini adalah ungkapan doa agar kuasa Roh Kudus melanda keluarga-keluarga Kristen di seluruh Indonesia.
Buku ini adalah warisan rohani yang tetap relevan lintas generasi. Itulah sebabnya Yosafat mempunyai “nama pena” Mbah Arif, karena visinya yang menjangkau jauh ke depan. Meskipun sekarang sang penulis masih muda, namun ia sudah memikirkan bahwa keluarga-keluarga Kristiani yang akan muncul di kemudian hari di masa depan, akan bangkit menjadi terang dan garam dunia. Buku yang berbasis pada Alkitab Firman Tuhan ini akan tetap relevan hingga akhir jaman nanti.