Atap kita atap langit, luas dan tak sanggup dicari tepi langit ini.
Ke mana pun kita pergi, langit tidak pernah berhenti melindungi.
Bahkan kita tak perlu jendela, karena udara selalu ada.
Atap kita, atap yang begitu indah.
Walaupun terkadang beban menjadi awan kelabu yang berujung hujan,
namun langit pandai bersandiwara melihatkan pelangi agar kita tetap bahagia.
Atap kita, langit paling setia. Langit selalu membuat tenang setiap senja datang,
langit tak pernah berubah sekalipun sudah menjadi malam.
Cahaya bulan dan bintang tak berkedip untuk menjaga kita hingga pagi kembali, membangunkan kita dan berbisik pada bumi agar kita berjalan seimbang,
selalu begitu.
“Hingga kita sadari, kita tidak bisa tanpa atap langit.
Jika atap itu tak ada lagi, kita juga. Jika langit ini runtuh, bumi juga”