Masyarakat Buleleng tentunya sudah tidak asing lagi dengan kata Dodol. Dodol merupakan salah satu makanan ciri khas Buleleng. Di Buleleng terdapat banyak sentrasentra usaha pembuatan dodol yang biasanya dilakukan melalui industri rumah tangga. Salah satu desa di Bali Utara yang merupakan sentra penghasil dodol terbesar adalah Desa Penglatan. Dodol memang tidak dapat dilepaskan dari Desa Penglatan, karena sebagian besar masyarakat di Desa Penglatan memiliki industri rumah tangga berupa pembuatan dodol yang termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang lebih dikenal dengan UMKM. Hal ini terlihat jelas saat kita berkunjung ke desa tersebut, dimana hampir setiap sudut rumah penduduk menjajakan makanan manis ini.
Salah satu pembuat dodol di Desa Penglatan mengatakan, bahan pembuatan dodol terdiri dari tepung ketan, gula pasir, kelapa dan lain-lain. Untuk pengolahan dodol dari proses awal sampai proses akhir dilakukan bersama anggota keluarga yang lainnya. Dodol yang sudah selesai dibuat kemudian dibungkus dengan daun jagung kering kemudian dijemur di bawah terik matahari. Tujuannya, agar dodol yang akan di jual rasanya semakin gurih dan awet. Ini merupakan salah satu kelebihan dari proses pembuatan Dodol Penglatan. Dodol Penglatan menghasilkan rasa yang enak dan awet hingga 1 bulan. Made Suar juga menambahkan bahwa pembuatan Dodol Penglatan tanpa menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan, sehingga aman untuk dikonsumsi. Untuk mengawetkannya, Masyarakat Penglatan melakukan dengan metode tradisional yaitu dengan cara dijemur. Dodol ini memang sangat unik, semakin sering dijemur rasa yang dihasilkan akan semakin enak dan gurih.
Banyak variasi rasa yang ditawarkan oleh Dodol Penglatan, diantaranya: rasa injin, nangka, pandan, kacang dan juga ada rasa durian, serta stoberi yang menjadi varian terbaru saat ini. Dodol kacang adalah salah satu dodol yang paling diminati oleh pembeli karena, selain gurih dan manis juga terdapat kacang didalamnya sehingga membuat rasa dodol menjadi lebih enakDodol dari Desa Penglatan memiliki ciri khas, salah satunya adalah pembungkus dodol dari daun jagung. Selain alami Dodol Penglatan juga sehat, karena tidak mengandung plastik yang bisa menyebabkan penyakit. Adanya usaha pembuatan dodol tentu berdampak positif bagi Desa Penglatan, karena 80% masyarakat desa yang menggeluti usaha pembuatan dodol di dalam proses pembuatan hingga pengemasan membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit, sehingga masyarakat desa setempat memiliki lapangan pekerjaan khususnya bagi ibu rumah tangga. Usaha dodol di Desa Penglatan sudah sangat terkenal di luar Desa Penglatan bahkan sudah sampai ke seluruh Bali. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau, rata – rata di jual Rp 24.000 sampai dengan Rp 25.000 per kg dan biasanya konsumen membeli dodol secara kiloan atau boleh juga secara eceran tergantung permintaan konsumen. Agar tidak penasaran dengan berbagai varian rasa dodol Penglatan lebih baik langsung mencoba sendiri, dijamin tidak akan menyesal dan bisa ketagihan. Jika berminat, pembeli bisa langsung mengunjungi Desa Penglatan.