Dengan berasumsi bahwa alam adalah makhluk hidup, maka Bumi Teor hadir. Buku BUMI TEOR merupakan mozaik dari kehidupan manusia Teor (baca: manusia Rumena) yang meletakan hubungan sebagai bagian yang sakral. Dalam bumi Teor, ada semacam gravitasi yang mengatur gerak-gerik manusia Rumena. Hubungan yang tidak berarti bebas melakukan sesuatu, ada norma dan nilai yang membatasi ruang gerak mereka ketika harus berelasi dengan sesama, alam, dan Tuhan pemberi kehidupan. Mereka mempunyai nilai-nilai tersendiri yang dianutnya sebagai kepercayaan dan tradisi, nilai tersebut juga disebut juga dengan istilah pengetahuan lokal atau pengalaman luhur. Manusia modern menyebutnya kearifan lokal namun saya tidak menyebutnya begitu karena sejatinya yang bernuansa lokal tidak ada yang arif dan tidak arif semuanya bermakna dan berguna bagi hidup. Keragaman dan multi identitas manusia Rumena ditelaah dengan pendekatan Interdisipliner yang mengulas dan mendalami kekayaan nilai manusia Rumena itu secara berkelindan dan harmonis.
“Selamat memasuki Bumi Teor dan selamat menyelami kehidupan hingga ke palung hati manusianya. Sebagai Anak asli Teor saya mengucapkan banyak terima kasih dan proficiat buat Pak Pendeta Frejhon C Lasatira yang telah menulis banyak tentang kami.”
Alimudin Kolatlena
Anak Teor dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat-Republik Indonesia (DPR-RI)
“Apa itu Bumi Teor dan siapa sesungguhnya “Rumena” dan bagaimana memaknai entitas hubungan dan identitas manusianya. Semua jawaban disediakan secara jelas dalam buku ini. Bersama pelayan dan warga Gereja yang ada di klasis GPM Seram Timur, kami menyambut buku ini dengan sukacita.”
Pdt. H. Talarima, M.Th
Ketua Klasis GPM Seram Timur