ehadiran gereja di muka bumi bukanlah hal yang secara kebetulan, namun terdapat rencana Tuhan bagi kehidupan umat manusia. Di mana gereja juga tidak kebal terhadap permasalahan kemiskinan karena banyaknya masyarakat miskin yang datang ke gereja, sehingga gereja tidak bisa tinggal diam dan tidak mampu mengatasi permasalahan ini. Gereja juga harus mampu menangani masalah kemiskinan jemaat dengan cara melihat kasih Kristus yang didemonstrasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kajian sebelum menunjukkan bahwa usaha mikro yang dilakukan gereja dapat meningkatkan perekonomian gereja. Oleh sebab itu melalui kajian ini Penulis ingin menggali Implementasi usaha mikro Sebagai Upaya Mengentaskan Kemiskinan, Ketertinggalan, Dan Ketimpangan Ekonomi Jemaat. Penulis menggunakan pendekatan kajian dengan menggunakan metode kualitatif. Kajian ini merupakan studi fenomenologis yang penekanannya adalah pada penyelidikan temuan induktif dan deduktif dengan menggunakan logika ilmiah. Di mana Penulis akan lakukan terhadap 6 gereja dalam lingkup organisasi GPdI yang telah melaksanakan program usaha mikro gereja.
Hasil kajian ini menunjukkan Pertama, gereja GPdI sudah memiliki program Usaha Mikro / kewirausahaan gereja dalam bentuk usaha ternak madu. Usaha ternak babi, usaha minyak tanah, membuat kue, kerupuk, usaha transportasi dan bercocok tanam, usaha penyuluhan, membuka kios kecil untuk memamerkan barang dagangan, mengadakan bazar untuk mengangkat barang – barang jemaat, dan penjualan alat – alat rohani. Gereja GPdI telah menyusun perencanaan program kewirausahaan dan strategi implementasi program kewirausahaan gereja melalui Usaha Mikro mencakup pelatihan dan pendampingan intensif bagi pelaku Usaha Mikro, penyediaan akses permodalan, pengembangan jejaring kemitraan, serta promosi dan pemasaran produk. Gereja juga menerapkan strategi pemberdayaan berbasis komunitas dengan melibatkan seluruh elemen jemaat dalam pengembangan Usaha Mikro. Beberapa hambatan yang dihadapi dalam implementasi program kewirausahaan gereja melalui Usaha Mikro antara lain terbatasnya infrastruktur, rendahnya kapasitas sumber daya manusia, kesulitan akses permodalan, iklim usaha yang kurang kondusif. Dan rendahnya motivasi dan semangat berwirausaha di kalangan. Tetapi secara umum Usaha Mikro tersebut dapat membantu ekonomi jemaat yang mau bekerja keras mengembangkan Usaha Mikro bersama gereja. Gereja GPdI telah berupaya mendorong praktik jiwa kewirausahaan jemaat melalui program pembinaan, pelatihan, dan pendampingan usaha. Gereja memberikan dukungan permodalan dan fasilitas bagi pengembangan unit usaha jemaat. Gereja juga berperan dalam memfasilitasi pemasaran dan pengembangan jaringan bisnis bagi unit usaha jemaat.