Sebuah komunitas masyarakat tentu ingin mengabadikan apa yang pernah ada, kisah apa yang pernah terjadi dan riwayat apa yang pernah dijalani. Kisah itu diabadikan agar dapat menjadi suatu rekam jejak yang dapat diikuti dan dikenang oleh generasi berikutnya. Generasi berikutnya dapat mengetahui bagaimana para pendahulunya berjuang untuk beradaptasi diri dengan lingkungan dan kondisi serta tantangan yang terjadi sehingga dapat tetap hidup, tetap eksis dan menurunkan generasi yang menikmati kondisi sekarang. Banyak nilai yang dapat dipetik dan menjadi panutan bagi generasi tentang perjuangan menyesuaikan diri dengan lingkungan dahulu yang penuh tantangan dan perjuangan. Dan, menjadi bagus jika kisah itu ditulis dalam bentuk buku agar menjadi cerita yang bertahan.
Buku ini mengisahkan tentang perjuangan, gejolak, gelora dan usaha para orang-orang Lamatuka tempo dulu yang menjalani proses hijrah dari kawasan Lamatuka pegunungan ke Tanahtereket di kawasan Pantau Selatan. Suatu transmigrasi local yang terpaksa harus terjadi akibat bencana tsunami di Teluk Bobu kawasan pantai selatan, bulan Juli 1979.
Buku ini menyajikan penuturan langsung dari para perintis. Apa yang mereka ceritakan, itulah yang ditulis. Setiap mereka menceritakan apa yang mereka jalani, lakoni, alami dan rasakan. Para pembaca disilahkan menghubungkan satu dengan yang lainnya untuk memperoleh benang merah dari kisah mereka. Beberapa perintis telah berpulang (meninggal dunia), dan nama mereka disebut dan dikisahkan oleh rekan lainnya yang kini masih hidup.