Penulis berupaya menyuguhkan untaian kata sederhana saat ia meminjam ‘ruang waktu’ dalam nuansa hening. “Madah Saat Hening” mengajak pembaca untuk meresapi keindahan metapoetika yang diramu dalam sajak, puisi, dan sastra, ditambah sentuhan bahasa sederhana yang mungkin bisa memikat. Samuel, sang penulis, mempersembahkan karya-karya puitis dengan menggambarkan keheningan sebagai ladang subur bagi gagasan-gagasan yang menggoda imajinasi.
Dalam buku ini, Samuel menjelajahi makna-makna dalam kata-kata dan keindahan sastra melalui lensa metapoetika. Dia mengajak pembaca untuk mengalami momen hening, di mana kata-kata menjadi lebih dari sekadar rangkaian huruf, melainkan serangkaian meditasi yang menggugah jiwa.
Setiap halaman buku ini menjadi pintu gerbang ke dunia pikiran Samuel yang kaya akan refleksi tentang kehidupan, cinta, dan eksistensi manusia. Puisi-puisi yang dihadirkan tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga merangsang pemikiran pembaca untuk lebih mendalam memahami diri dan dunia sekitarnya.
“Madah Saat Hening” bukan sekadar kumpulan puisi, melainkan perjalanan metafisik yang membawa pembaca melintasi lapisan-lapisan pemahaman terhadap kata-kata dan sastra. Dengan bahasa sederhana namun penuh makna, Samuel mempersembahkan sebuah karya yang memancarkan keindahan estetika dan kebijaksanaan.
Buku ini bukan hanya untuk pencinta sastra, tetapi juga untuk mereka yang ingin menjelajahi kedalaman makna hidup melalui kata-kata yang meresap ke dalam jiwa. “Madah Saat Hening” adalah undangan untuk menikmati keheningan, dan dalam keheningan itu, menemukan pesona kata-kata yang bermakna dalam setiap sajak yang ditawarkan.