Rahmat Djati, seorang wartawan yang pernah berhadapan dengan jejak mistis Mbah Kaji di Sungai Denggung, kembali terjerat dalam pusaran misteri spiritual saat menerima surat anonim yang menyebutkan kemunculan sosok serupa di Pancuran Keramat Donorojo, sebuah situs mata air kuno di Pacitan. Bersama Rara, mitra sekaligus penjaga etika sunyi, Rahmat menyusuri jejak kabur seorang pendaki hilang yang dikaitkan dengan arwah lama “yang belum selesai”.
Penyelidikan mereka membawa keduanya pada lapisan demi lapisan sejarah yang terkubur: makam tua yang tak tercatat, trauma kolektif desa yang diturunkan lintas generasi, hingga jurnal rahasia peninggalan kakek Rara yang diam-diam menyimpan fragmen masa lalu Mbah Kaji. Dalam perjalanan penuh mimpi, pertanda, dan bisikan yang menolak dibunyikan, Rahmat dan Rara belajar bahwa tidak semua nama ingin dihidupkan kembali—sebagian hanya ingin diberi ruang untuk tidur dalam damai.
Ketika keluarga seseorang yang telah dilupakan memohon agar namanya disebut kembali demi warisan duniawi, Rahmat dan Rara dihadapkan pada pilihan moral: memanggil arwah yang enggan, atau menjaga diam yang penuh makna.
“Mbah Kaji 2: Pancuran Keramat Donorojo” adalah lanjutan kisah spiritual penuh nuansa mistis dan kontemplatif, tentang bagaimana kita memperlakukan masa lalu yang tidak hanya hilang—tetapi memilih untuk tidak kembali.