Buku sederhana ini merupakan upaya penulis untuk memotret program Kampus Mengajar dari daerah, di mana salah satunya adalah Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Meski bukan tergolong daerah terdepan, terpencil dan terbelakang (3T) tetapi Kota Pematangsiantar turut kebagian 35 orang mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi yang kebanyakan asalnya dari Pematangsiantar sekitarnya. Kebetulan, penulis diberi tugas untuk mendampingi mahasiswa sekaligus menyukseskan program ini oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Rosmayana, SPd,.MM.
“MENGGAGAS INOVASI DI TENGAH PANDEMI: Memotret Program Kampus Mengajar Dari Kota Pematangsiantar” demikian judul buku ini, yang disesuaikan dengan ekspektasi terhadap mahasiswa Kampus Mengajar, bahwa mereka harus bisa menggagas inovasi baru di tengah pandemi Covid-19. Serta mampu berkreasi di tengah berbagai keterbatasan, apalagi mereka ditempatkan di sekolah-sekolah yang akreditasinya kurang atau kategori “C”. Biarpun secara umum, guru dan siswa di Pematangsiantar sudah banyak yang terbiasa belajar daring, sebelum program Kampus Mengajar ini dicanangkan.
Sementara di lapangan mereka harus menghadapi beragam kondisi yang tak terbayang sebelumnya. Selain itu, mereka juga harus fokus pada tugas-tugas kuliahnya sebab program ini berjalan saat mereka akan memasuki ujian tengah semester, termasuk juga sekolah sasaran.
Begitu pun, mahasiswa yang ditempatkan di Kota Pematangsiantar tetap berupaya melakukan sesuatu yang bisa mencerahkan guru dan peserta didik. Meskipun jika dilihat secara objektif, nyaris tak sempat mereka menciptakan inovasi baru apalagi spektakuler dari program Kampus Mengajar di Kota Pematangsiantar yang bisa dilanjutkan pihak sekolah. Oleh karena itulah, ke depan perlu ada perbaikan perencanaan serta koordinasi yang baik dengan berbagai pihak, sehingga program Kemendikbud Ristek bisa lebih efektif, efisien dan lebih tepat sasaran saat diterapkan di daerah. (***)