Buku “Menjawab Panggilan Dalam Dunia Yang Rentan” hadir di tengah persoalan-persoalan yang sedang bergejolak dalam masyarakat. Krisis keteladanan, ancaman radikalisme, ganguan mental, persoalan generasi, belum lagi covid-19, menambah carut marutnya keadaan gereja dan umat Tuhan saat ini.
Gereja ada untuk menjadi garam dan terang bagi dunia. Pengaruh gereja di dalam dunia sangat dinanti-nantikan untuk menjawab persoalan-persoalan baik di dalam gereja maupun di masyarakat sekitar. Gereja tidak dapat menutup mata atas pergumulan kehidupan yang sedang melanda dunia.
Suara dan karya Allah melalui gereja diharapkan hadir, turut memberi warna menerangi kekelaman dunia. Sebagaimana Allah mengasihi dunia ini. Sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal kepada dunia. Demikian juga gereja harus mengasihi dunia. Sekalipun beberapa teks alkitab mendorong umat Tuhan tidak menjadi serupa dengan dunia, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Allah tetap mengasihi dunia. Dia buktikan kasih-Nya bagi dunia dalam karya-Nya di kayu Salib. Kasih-Nya hadir membawa pengharapan dalam dunia yang hancur.
Mengingat akan peran gereja sebagai representasi Allah bagi dunia, maka gereja perlu menatap dunia dengan penuh kasih, memikirkan pemecahan persoalan yang sedang terjadi, memberikan harapan dan membalut luka.
Buku “Menjawab Panggilan Dalam Dunia Yang Rentan” lahir dalam perenungan para praktisi teologi baik dosen maupun mahasiswa. Kiranya buku ini bukan hanya menjadi bacaan namun juga menginspirasi gereja menanggap dunia.
Buku “Menjawab Panggilan Dalam Dunia Yang Rentan” hadir di tengah persoalan-persoalan yang sedang bergejolak dalam masyarakat. Krisis keteladanan, ancaman radikalisme, ganguan mental, persoalan generasi, belum lagi covid-19, menambah carut marutnya keadaan gereja dan umat Tuhan saat ini.
Gereja ada untuk menjadi garam dan terang bagi dunia. Pengaruh gereja di dalam dunia sangat dinanti-nantikan untuk menjawab persoalan-persoalan baik di dalam gereja maupun di masyarakat sekitar. Gereja tidak dapat menutup mata atas pergumulan kehidupan yang sedang melanda dunia.
Suara dan karya Allah melalui gereja diharapkan hadir, turut memberi warna menerangi kekelaman dunia. Sebagaimana Allah mengasihi dunia ini. Sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal kepada dunia. Demikian juga gereja harus mengasihi dunia. Sekalipun beberapa teks alkitab mendorong umat Tuhan tidak menjadi serupa dengan dunia, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Allah tetap mengasihi dunia. Dia buktikan kasih-Nya bagi dunia dalam karya-Nya di kayu Salib. Kasih-Nya hadir membawa pengharapan dalam dunia yang hancur.
Mengingat akan peran gereja sebagai representasi Allah bagi dunia, maka gereja perlu menatap dunia dengan penuh kasih, memikirkan pemecahan persoalan yang sedang terjadi, memberikan harapan dan membalut luka.
Buku “Menjawab Panggilan Dalam Dunia Yang Rentan” lahir dalam perenungan para praktisi teologi baik dosen maupun mahasiswa. Kiranya buku ini bukan hanya menjadi bacaan namun juga menginspirasi gereja menanggap dunia.