PESAN SEMESTA
Kesadaran pada awalnya murni, seperti air. Namun jika kita mencampurkan air dengan warna tertentu maka air yang murni pun akan berubah. Tujuan bersuci dengan kesadaran yaitu demi mengembalikan kemurnian jiwa dan raga sesuai fitrahnya.
Dalam prakteknya sendiri bersuci lebih sering melibatkan air. Namun sayang banyak makna spiritual air yang luput tersadarkan oleh kesadaran, sehingga makna bersuci menjadi dangkal hanya sebatas ritual belaka, tanpa adanya rasa spiritual.
Kami akui, kalau kami pernah menjadi manusia yang terjebak dalam ritual bersuci yang intens namun sangat minim rasa spiritual. Kami membasuh tangan dengan air, tapi tidak tahu kenapa tangan itu harus dibasuh. Mengkumur mulut dengan air, tapi tidak paham kenapa mulut itu harus turut beruci. Telinga kami basuh tapi di pikiran merasa kalau bahkan telinga itu tidak perlu disucikan.
Begitulah yang terjadi saat diri taat melakukan wudhu hanya sebatas ritual tanpa_ spiritual. Tidak bermaksud menyimpulkan bahwa berwudhu tanpa kesadaran sangat buruk. Hanya saja hasilnya memang menjadi tidak maksimal bagi kondisi kejiwaan manusia itu sendiri.
Apabila Anda menyadari bersuci hanya sebatas membasuh anggota tubuh dengan air, maka begitulah yang akan Anda terima, yaitu anggota tubuh yang bersih dibasuh dengan air.
Apabila Anda menyadari kalau bersuci lebih dari membasuh dengan air, dimana bersuci adalah Anda memblendingkan anggota tubuh dengan kekuatan spiritual air, dan memblendingkan diri dengan tiap makna gerakannya, sampai akhirnya memahami keberadaan Sang Pencipta di setiap gerakan, maka apakah hasil yang akan Anda terima dari bersuci akan sama?
Faktanya kualitas berwudhu bukan ditentukan oleh wudhunya, melainkan oleh kualitas kesadaran spiritual yang melaksanakan wudhu itu sendiri. Bersuci adalah praktek spiritual yang menguatkan jiwa dan raga apabila dilakukan dengan kesadaran.
WWW.PESANSEMESTA.COM