Rindu. Terdiri dari lima kata namun kadang sangat sulit untuk di utarakan. Rindu adalah bagian dai sifat manusiawi seseorang, namun ada yang bisa mengungkapkannya secara gamblang, ada pula yang menyimpannya di sela-sela hati. Rindu hadir karena pernahnya ada pertemuan, pernah memiliki, pernah dekat, pernah merasakan namun perlahan dibatasi oleh rongga waktu dan keadaan. Rindu dan merindui kadang hadir di persimpangan masa saat hati jalan sendirian, kadang mencerabut denyut hati tanpa permisi.
Buku ini ditulis untuk merefleksikan rindu yang ada di dalam hati. Menuliskan beberapa aksara, tentang tawa, luka, dan segala rindu yang menyiksa. Hanya mampu berkisah tanpa menyapa tentang tawa yang pudar. Ada genangan air mata yang terus mengalir pada secawan rindu yang lalu tumpah dimeja serta rasa yang mengalir larut pada keresahan. Begitulah saat buku ini di tulis.
Ungkapan-ungkapan kerinduan dalam segalah arah telah dituangkan baik dalam bait-bait buku ini, dari mereka para pemuja rindu yang menobatkan dirinya sebagai manusia yang masih memiliki hati karena menyimpan kerinduan pada sebuah kisah yang tidak terbeli dengan sebuah harga. Merindulah, bahkan ketika rindu itu harus nyaris tanpa spasi.