Dalam lima dekade terakhir, teori komunikasi telah mengalami perkembangan yang sangat dinamis. Seiring dengan kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan kebutuhan akan pendekatan lintas disiplin. Teori-teori komunikasi terus mengalami perluasan, revisi, bahkan kritik mendasar terhadap asumsi-asumsi awalnya. Meskipun demikian, dominasi paradigma Barat dalam teori komunikasi masih sangat kuat, terutama dalam literatur akademik yang digunakan di berbagai perguruan tinggi, termasuk di Indonesia.
Teori-teori komunikasi yang diajarkan di ruang akademis sebagian besar berasal dari tradisi Barat yang, meskipun kaya dan mendalam, sering kali tidak mampu menjelaskan atau bahkan mengakomodasi kekayaan dan keunikan budaya Indonesia. Fenomena sosial, interaksi antar warga, dan praktik komunikasi dalam masyarakat kita lebih sering dibingkai dengan konsep-konsep yang berasal dari konteks yang sangat berbeda, baik dalam hal nilai, norma, maupun sejarah. Dominasi teori Barat juga berkontribusi pada ketimpangan epistemik dalam dunia akademik.
Dalam konteks inilah kebutuhan untuk membangun teori komunikasi dari Indonesia menjadi sangat penting. Upaya ini bukan sekadar keinginan untuk tampil berbeda, melainkan kebutuhan ilmiah dan kultural. Teori yang kuat seharusnya lahir dari pengalaman yang konkret dan refleksi kritis terhadapnya. Maka, praktik komunikasi yang hidup dalam masyarakat Indonesia harus ditempatkan sebagai sumber pengetahuan, bukan hanya sebagai objek studi.
Buku ini hadir sebagai pemikiran reflektif dan akademik yang dihasilkan dalam berbagai kesempatan, baik melalui penelitian, terutama penelitian Fundamental, publikasi jurnal dalam dan luar negeri, forum akademik, maupun hasil pembelajaran dari pengajaran teori komunikasi selama lebih dari tiga dekade. Saya berupaya menyusun dan menyunting tulisan-tulisan tersebut agar terintegrasi dalam satu alur yang dapat membantu mahasiswa dan akademisi memahami perkembangan teori komunikasi secara utuh, kritis, dan kontekstual.