Garisan Takdir di Balik Ridho Ibu: Menuntaskan Wasiat Rinjani di Sulawesi
Apakah kegagalan adalah akhir dari Takdir, atau justru awal dari Taufiq (Pertolongan Ilahi)?
Perjalanan M. Awawin Hidayatullah ke Sulawesi diawali oleh undangan Haul Habib Rotan di Palu dari seorang teman yang memiliki ikatan spiritual kuat. Keberangkatan ini, pada 15 Maret 2023, segera bertransformasi menjadi penunaian panggilan batin sebagai abituren NW, didorong oleh tekad untuk membuktikan Lima Pilar Wasiat Agung Maulana Syaikh: Siddiq, Amanah, Ikhlas, Berani, dan Berjuang Terus Lewati Rinjani.
Rencana Haul yang awalnya menjadi tujuan, tiba-tiba dibatalkan oleh Garisan Takdir. Dengan bekal yang menipis dan hanya bersandar pada Tawakkal, ia dipaksa menyeberangi samudra, menempuh lima hari di lautan saat Ramadhan, hingga terdampar di tengah anomali akidah Pasir Lamba. Di sana, ia harus menghadapi badai fitnah dan kecurigaan, menguji Ikhlas-nya selama 52 hari dalam kesunyian.
Buku ini adalah rekaman otentik mujaahadah batin: kisah tentang bagaimana seorang al-faqir menemukan bahwa Rinjani bukanlah sekadar gunung, melainkan metafora dari perjuangan batin melawan ego. Melalui validasi spiritual Mamiq Harun, ia berhasil menuntaskan perjuangan, dan kembali dengan jiwa yang dimurnikan (Qalbun Salim).
“Garis Kutulis Peristiwa” membuktikan bahwa kekuatan sejati seorang pejuang terletak pada kerelaan berkorban dan satu hal yang paling sederhana: Mencari berkah dan ridho Allah melalui keridhoan Ibu.