“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea, dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”
(Kisah Para Rasul 1:8)
“Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, ketahuilah, Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
(Matius 28:19-20)
Sesuai dengan perintah amanat agung Tuhan Yesus di atas ini, maka lahirlah Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) sebagai salah gereja pribumi dan terbesar di negeri ufuk timur Indonesia seiring dengan matahari terbit. Lahir besar sampai tumbuh dewasa dari kesederhanaan rumah yang beratap jerami (honai) merupakan sebuah kekuatan yang kelak meletus menjadi api-api semangat penginjilan dan pemuridan.
Akhirnya, dengan kesederhanaan, GIDI berdiri dan mencanangkan visi yang besar, yaitu “Umat GIDI Masuk Sorga” dan diwujudkan dengan Misi “Penginjilan dan Pemuridan”. Kini Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) menapaki kasta go international. Gereja pribumi, namun bermisi global. Melangkah dengan berbudaya lokal, namun berpikir Global. Karena gereja hadir bukan hanya untuk orang GIDI, orang Lani, atau orang Papua saja melainkan untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini. Karena bila tanpa adanya kabar baik atau wahyu Tuhan, rakyat belahan bumi yang lain akan liar. Itu sebabnya Gereja Pribumi berpikir global dan bergerak menjelajahi mancanegara.
Eksistensi Gereja Injili Di Indonesia dalam konteks empiris dengan sikap dan kebijakan gerejawi kerap kali menjadi kontroversi dari perspektif lain. Karena GIDI berdiri secara otonom, independen dan demokratis kokoh menyuarakan suara kenabian untuk membela umat Tuhan yang kian teriris dengan penjajahan, penindasan dan gesekan-gesekan kebijakan yang cenderung memarginalkan umat pribumi. Sebab, GIDI menyadari bahwa sesungguhnya esensi peran gereja harus hadir dalam dunia realitas, bukan menghibur diri dengan ayat-ayat Alkitab berdiri berapi-api menghiasi mimbar dibalik ruang semu semata. Karena keruntuhan destinasi Allah adalah rusaknya bait Allah atau gereja Tuhan, sehingga GIDI senantiasa terjun di ruang dan tempat kontroversi. Itulah peran tindak lanjut misi keselamatan dan kemerdekaan bagi umat Tuhan di bumi ini.