Memulai perjalanan yang disebut dengan hijrah. Membutuhkan keberanian, tekad, dan pengorbanan yang panjang. Hijrah bukanlah perjalanan yang lurus dan mulus. Penuh tanjakan, kerikil tajam, air mata, dan doa-doa yang tak terdengar.
Dalam antologi cerpen Jalan Hijrahku, tersaji kisah-kisah inspiratif tentang para muslimah yang tergabung dalam komunitas Tanah Air Cinta Al- Quran (TACA). Cerita yang memiliki beragam latar belakang ~ mahasiswi yang ingin kembali, ibu rumah tangga yang bangkit dari luka, wanita karir, hingga sosialita yang rindu makna hidup sejati.
Setiap tokoh menghadapi ujian dan dilema yang berbeda. Ada yang kehilangan, ada yang ditertawakan, bahkan tak sedikit yang berjuang sendirian. Namun, mereka punya satu tujuan untuk kembali kepada Allah dengan versi terbaik dirinya.
Cerita ini bukan tentang perempuan sempurna, melainkan tentang mereka yang berani melangkah, meski tertatih. Tentang mereka yang memilih kebenaran di tengah gemerlap dunia. Tentang proses, bukan hasil. Lewat cerita-cerita ini, kita diajak menyelami makna hijrah yang sesungguhnya. Lebih dari sekadar perubahan fisik, tapi juga pertumbuhan rohani. Sebuah bacaan yang menenangkan, meneguhkan, dan memberi harapan bahwa setiap orang punya kesempatan untuk kembali. Karena hidayah, hanya mengetuk hati yang bersungguh-sungguh mencarinya.