Visi Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) adalah menjadi gereja pembawa berkat dan kepedulian. Visi ini juga sejalan dengan pancacita Pdt. Jaulung Wismar Saragih, pendeta pertama Simalungun yaitu: Ase Halak Simalungun Marhaporsayaon, Pentar, Bayak, Bonar-Sintong-Bujur, Janah Porman. Penekanan khusus riset ini adalah peningkatan edukasi dan kesejahteraan jemaat.
Gereja sebagai salah satu pilar pembangunan peradaban harus hadir dalam realita ini. Gereja perlu melakukan pendampingan dan pelatihan untuk mendukung program-program pemerintah dalam mensukseskan kemajuan taraf hidup masyarakat. Gereja adalah partner pemerintah. Gereja pada hakikatnya tidak dapat melepaskan diri dari realitas publik seperti ekonomi, budaya, peningkatan sumber daya manusia, dan hal-hal yang mencakup kesejahteraan umum. Gereja tidak hidup dalam ruang vakum yang terpisah dari dunia. Gereja adalah garam dan terang dunia. Maka gereja sangat berkepentingan untuk mengintervensi pengembangan ekonomi dan peningkatan SDM.
GKPS melihat bahwa potensi ekonomi di sekitar Danau Toba sangat besar. Dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang, Danau Toba akan menjadi salah satu tempat terpenting di dunia. Majalah New York Times di Amerika bahkan merekomendasi Danau Toba sebaga destinasi wisata favorit di tahun 2024. Oleh kerena itu jemaat GKPS yang berada di sekitar Danau Toba harus diedukasi dan dilatih agar tidak hanya menjadi penonton namun harus menjadi pemain dalam percaturan kemajuan ekonomi demi kesejahteraan gereja, masyarakat dan bangsanya.
Riset ini mengambil 129 sampel pelaku usaha ekonomi mikro, jemaat GKPS, yang tinggal di wilayah Kabupaten Simalungun yaitu: Haranggaol, Tigaras, Parapat dan sekitarnya. Riset ini menjabarkan beberapa temuan seperti jenis usaha, tingkat pendidikan pengusaha, income rata-rata, tantangan, harapan dan saran dari akar rumput, dan analisis teologis, ekonomis dan ekologis yang menyertainya.
Tim riset Litbang GKPS sebagai pelaksana studi ini berterimakasih kepada United Evangelical Mission (UEM), badan missi tiga benua yang berkantor di Wuppertal, Jerman karena telah mendukung program penelitian ini.