Di antara riuh waktu dan hiruk kehidupan, kami datang bukan sekadar singgah—tetapi untuk belajar, melayani, dan mengabdi. Kami adalah peserta Kuliah Kerja Nyata Gelombang 114 Universitas Hasanuddin, yang menapakkan langkah di bumi pengabdian, membawa ilmu bukan untuk disimpan, tetapi untuk disemai. Pengabdian ini membawa kami pada ruang yang sarat makna Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).Di sini, kami belajar tentang keberanian, tentang harapan yang diselamatkan, dan tentang hukum yang bukan hanya teks, tetapi juga nafas keadilan.
Di setiap cerita yang kami dengar, ada luka yang ingin pulih. Di setiap tangan yang kami sentuh, ada keadilan yang ingin berdiri tegak. Kami percaya, pengabdian adalah jembatan antara teori dan realita, antara mimpi dan aksi. Sebagaimana adagium hukum mengajarkan: Fiat Justitia Ruat Caelum Hendaklah keadilan ditegakkan, sekalipun langit runtuh. Dan seperti pesan Baharuddin Lopa yang menguatkan langkah kami: “Banyak yang salah jalan tapi merasa tenang karena banyak teman yang sama-sama salah, beranilah menjadi benar meskipun sendirian.” Dalam pengabdian ini, kami sadar bahwa keadilan bukan hanya milik ruang sidang,tetapi hidup di tengah rakyat, dalam perlindungan, dalam keberanian bersuara, dan dalam cinta untuk negeri.
Inilah kisah kami—tentang ilmu, tentang pengabdian, dan tentang tekad menegakkan keadilan bersama LPSK.