Buku ini adalah potret reflektif tentang perjalanan perempuan dalam menghadapi berbagai konstruksi sosial yang kerap membatasi dirinya. Dari luka body shaming, tekanan standar kecantikan, kisah menstruasi yang dianggap lebay, hingga mitos beban kontrasepsi. Semua dirangkai dalam bahasa yang puitis, hangat namun kritis. Buku ini adalah undangan untuk berdamai, menjadi ruang dialog antara luka dan upaya penyembuhan.
Di setiap halamannya, pembaca diajak melihat bagaimana tubuh perempuan sering dijadikan arena penghakiman, lalu kata “cantik” dipaksa masuk ke dalam definisi rapuh yang membatasi. Namun, buku ini tidak berhenti pada luka. Ia juga menawarkan jalan pulang: pada penerimaan diri, keberanian, dan kemandirian.
Ditulis oleh lima penulis dengan latar yang berbeda, buku ini menghadirkan suara yang sering terdiam di kepala banyak perempuan sembari mengetuk kesadaran laki-laki untuk lebih memahami, “Lensa” mengajak kita melihat dan menafsirkan ulang: bahwa perempuan selalu lebih dari sekedar cantik.
Perempuan tidak hanya ingin didengar. Kali ini, ia juga ingin dibaca!