Di era sekarang ini, guru dituntut meimplementasikan pembelajaran dan penilaian abad 21. Ada 4 karakter keterampilan yang harus dimiliki oleh guru yang ditranferkan kepada siswa, yaitu: (1) Critical Thingking and Problem Solving, (2) Creativity and Inovation, (3) Collaboration, dan (4) Communication (4C’s). Harapannya agar siswa memiliki kesiapan menghadapi persoalan, tantangan dan kebutuhan masa depan yang semakin komplek.
Pelaksanaan dan ketercapaian 4C’s diatas perlu untuk dinilai melalui aktivitas supervise. Harapannya baik siswa, guru maupun kepala sekolah akan memiliki komitmen yang sama dalam implementasi 4 C’s ini. Supervisi yang dilakukan mengadopsi teori 360o Feedback, yang mendasarkan supervise dari segala arah yakni oleh: kepala sekolah, guru sejawat dan diri sendiri. Teori ini diadopsi berdasarkan data penelitian bahwa kepala sekolah tidak memberi tahu keseluruhan tentang strategi mengajar, kurang cepat memberi umpan balik dan tindak lanjut, pelaksanaan supervisi akademik masih kurang efektif, tidak terjadwal, kurang adanya ketersediaan waktu yang cukup untuk pemberian aktivitas reflektif.
Evaluasi dilakukan adalah untuk menghasilkan informasi, yang digunakan untuk mengambil suatu kebijakan/keputusan. Guna memperoleh informasi dapat dilakukan evaluasi dengan cara yang sederhana, sampai menggunakan tahapan-tahapan yang rinci dari berbagai strategi. Ada banyak cara/strategi untuk melakukan evaluasi, yakni melalui pendekatan suatu model evaluasi. Pendekatan model evaluasi yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik, fungsi, tujuan, sasaran, kondisi lapangan serta kemanfaatan dari evaluasi yang akan dilakukan.
Keterlaksanaan supervise ini perlu untuk dievaluasi terkait perencanaan, pelaksanaan dan output yang telah dilakukan oleh supervisor. Alat evaluasi yang digunakan mendasarkan kombinasi beberapa model evaluasi, yang relevan. Mengkombinasi beberapa model evaluasi didasarkan pada tujuan, kebutuhan, dan tantangan masa depan. Terkait dengan pembelajaran abad 21 yang harus ditransformasikan kepada peserta didik, maka perlu dilakukan supervise untuk mengetahui ketercapiannya. Keterlaksanaan supervise perlu di evaluasi, dalam kerangka model evaluasi yang sesuai. Model yang akan dikembangkan adalah Model Evaluasi Supervisi Pembelajaran Berbasis 4 C’s disingkat MESp 4C’s. Melalui MESp 4C’s ini, baik guru maupun kepala sekolah terlibat dalam proses supervise maupun aktivitas evaluasi. Supervise menitikberatkan pada perbaikan pembelajaran, sedang evaluasi lebih menekankan dihasilkannya rekomendasi, untuk pengambilan keputusan sehingga akan dihasilkan perbaikan secara terus menerus.