Buku ini terdiri dari lima belas opini. Semuanya merupakan refleksi terhadap fenomena prostitusi yang terjadi di masyarakat. Prevalensi pemikiran yang dituliskan dalam kurun waktu 2002 sampai dengan 2023 secara diskrit. Sebagian ada yang sudah dipublikasikan di koran, sebagian yang lain belum dipublikasikan. Semuanya menjelaskan mengenai derita batin yang dialami oleh para perempuan yang terperosok ke dalam dunia prostitusi. Maka, saya merajutnya dalam sebuah judul: Antologi, Opini Derita dari dalam Dunia Prostitusi.
Terminologi derita (suffering) diinspirasi oleh pemikiran teoritik Georg Simmel dalam bukunya yang berjudul: “The Field of Sociology.” In Geog Simmel: Sociologist and European (1976). Konsep menderita, sebagai pasangan dari konsep bertindak, mengacu pada momentum di mana seseorang menerima berbagai akibat yang berasal dari rentetan interaksi sebelumnya. Jadi, derita tidak harus merupakan sesuatu yang menyusahkan yang ditanggung di dalam hati seperti kesedihan, kesengsaraan dan lain sebagainya. Implikasinya, menderita akan mendorong orang yang bersangkutan untuk menggunakan cara baru dalam bertindak selanjutnya.
Ada dua alasan – teknis dan prinsip – mengapa opini-opini tersebut perlu diterbitkan dalam bentuk buku. Pertama agar pemikiran yang tersebar sepanjang periode waktu tersebut terangkai menjadi satu panorama pemikiran sehingga menjadi lebih mudah untuk memahaminya bagi mereka yang memiliki interes serupa. Sebab memahami derita pelacur, yang sangat subjektif, memerlukan keutuhan teks dan konteks eksistensinya, dan dengan demikian diharapkan dapat memberikan orientasi jalan keluar yang relatif tepat baik dalam bentuk kebijakan maupun program praktik. Kita tak akan bisa menguak dunia batin mereka, jika kita tak bergaul “telanjang” bersamanya. Kedua, saya percaya akan efikasi sebuah ajaran yang menyatakan ”Sampaikanlah kebenaran itu walaupun satu ayat” sebagai upaya pembudayaan tindakan manusia.
Melalui buku ini, pembaca diharapkan dapat memperoleh pengetahuan paling tidak bertanya atau mempertanyakan apakah benar sosok manusia yang disebut sebagai pelacur tersebut mengalami derita batin yang berimplikasi pada langgengnya prostitusi. Kehadiran dan geliat pelacur di kota tersebut menyiratkan sebuah fenomena sosial yang sarat makna. Buku ini layak untuk dibaca oleh siapa saja, khususnya bagi akademisi dan profesional relevan, yang memiliki kepedulian untuk membantu mereka keluar dari dunianya yang hitam. Selamat membaca, dan temukan kebenarannya! Semoga, kita dapat memandang dan memperlakukan mereka secara lebih bertanggung jawab!