Buku Perempuan yang Bertumbuh di Dalam Luka adalah kumpulan kisah reflektif tentang pengalaman, perjuangan, dan keberanian perempuan dalam menghadapi dunia yang sering kali menempatkan mereka di posisi kedua. Melalui puluhan cerita pendek yang berdiri sendiri namun berpaut oleh tema besar ketimpangan gender, buku ini menguliti berbagai bentuk luka yang dialami perempuan—baik yang tampak maupun yang tersembunyi di balik senyum dan kesunyian.
Setiap kisah dalam buku ini menyingkap wajah berbeda dari luka kolektif perempuan. Ia menggambarkan perjuangan melawan stigma sosial yang mengekang tubuh, suara, dan pilihan hidup—dari tekanan untuk menikah, tuntutan untuk selalu tampak sempurna, hingga penghakiman terhadap peran perempuan di rumah maupun di ruang publik. Buku ini menjadi cermin tentang bagaimana perempuan terus diukur dengan standar yang tidak mereka ciptakan, namun tetap berani menulis ulang takdirnya sendiri.
Namun, di balik setiap luka, tumbuh kekuatan. Para tokohnya memilih bertahan, melawan, atau sekadar berdiri tegak tanpa meminta maaf karena menjadi diri sendiri. Buku ini bukan sekadar tentang penderitaan, melainkan tentang proses bertumbuh di tengah luka—bahwa keberanian perempuan bukan hanya dalam teriakan, tapi juga dalam keheningan yang tetap memilih hidup dengan kepala tegak.
Secara keseluruhan, Perempuan yang Bertumbuh di Dalam Luka adalah suara yang tajam namun empatik; kritik sosial yang lahir dari pengalaman personal; dan pernyataan tegas bahwa menjadi perempuan bukanlah kelemahan, melainkan bentuk perlawanan paling indah terhadap dunia yang sering melupakannya