Buku Policy Brief: elestarian Budaya Dayak di Kalimantan Barat menguraikan pentingnya budaya sebagai fondasi kehidupan sosial dan spiritual masyarakat. Bab-bab awal menjelaskan konsep dasar pelestarian budaya, maknanya dalam kehidupan manusia, serta fungsi budaya sebagai perekat sosial dan moral bangsa. Melalui pendekatan teoritis dan filosofis, pembaca diajak memahami bahwa budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi sumber nilai yang membentuk identitas kolektif suatu masyarakat. Buku ini menegaskan bahwa pelestarian budaya tidak hanya bersifat simbolik, melainkan bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Budaya menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan yang menumbuhkan kesadaran akan jati diri bangsa. Dengan demikian, pemahaman konseptual menjadi dasar kuat bagi upaya pelestarian budaya di berbagai lapisan masyarakat.
Bagian tengah buku menggambarkan secara mendalam kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat sebagai contoh konkret pelestarian budaya lokal. Bab-bab tersebut menguraikan kekayaan budaya Dayak melalui sistem sosial, kesenian, pertanian, siklus kehidupan, hingga pengobatan tradisional yang penuh makna simbolik. Buku ini juga menyoroti nilai-nilai luhur dan kearifan lokal masyarakat Dayak, seperti gotong royong, etika terhadap alam, serta keselarasan antara spiritualitas dan kehidupan sehari-hari. Selain itu, penulis membahas tantangan besar yang dihadapi budaya Dayak akibat arus modernisasi, globalisasi, dan komersialisasi budaya. Meskipun demikian, berbagai peluang juga muncul melalui pendidikan, teknologi digital, dan kebangkitan kesadaran identitas lokal. Pada bagian ini, pembaca diperlihatkan dinamika budaya Dayak yang terus hidup, tumbuh, dan beradaptasi di tengah perubahan zaman.
Bagian akhir buku berfokus pada strategi dan kebijakan pelestarian budaya yang menekankan kolaborasi multi-pihak. Pemerintah, lembaga adat, gereja, akademisi, sektor swasta, dan media didorong untuk bekerja bersama dalam membangun ekosistem budaya yang berkelanjutan. Buku ini menegaskan bahwa keberhasilan pelestarian tidak dapat dicapai tanpa sinergi antara kebijakan nasional, peran daerah, dan inisiatif masyarakat lokal. Penulis juga menyoroti pentingnya pendidikan, riset, dan ekonomi kreatif sebagai jalan menuju keberlanjutan budaya. Pada akhirnya, buku ini menutup dengan refleksi bahwa pelestarian budaya Dayak adalah bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur sekaligus tanggung jawab moral bagi generasi mendatang. Dengan gaya penulisan yang ilmiah namun humanis, karya ini menjadi kontribusi berharga dalam wacana kebudayaan Indonesia yang majemuk dan beradab.