Puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah utama dalam Islam yang tidak hanya mengajarkan pengendalian diri, kesabaran, dan kedekatan spiritual kepada Allah, tetapi juga memiliki dampak biologis dan psikologis yang signifikan. Selama beberapa dekade terakhir, penelitian ilmiah telah menyoroti hubungan antara praktik puasa, kesehatan otak, dan perilaku spiritual.
Buku ini hadir untuk menjembatani pemahaman antara sains modern dan prinsip-prinsip Islam, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana puasa dapat memengaruhi fungsi otak dan perilaku manusia.
Dalam buku ini, pembaca akan menemukan penjelasan mendalam tentang mekanisme molekuler dan neurobiologis yang terjadi selama puasa, termasuk pergeseran metabolik menuju keton (β-hydroxybutyrate), aktivasi jalur AMPK/SIRT1/PGC-1α, peningkatan BDNF, autophagy, dan modulasi HPA axis. Semua mekanisme ini berkontribusi pada peningkatan neuroplastisitas, yang menjadi dasar bagi kemampuan pengendalian diri, fokus, perhatian, regulasi emosi, serta kesadaran spiritual—semua aspek penting dalam perilaku taqwa.
Buku ini juga mengintegrasikan dalil Al-Qur’an dan Hadis yang relevan, menunjukkan bahwa prinsip-prinsip spiritual yang diajarkan melalui puasa tidak hanya bersifat moral dan religius, tetapi juga memiliki landasan ilmiah yang mendukung kesehatan otak dan mental. Dengan pendekatan ini, pembaca dapat memahami bagaimana ibadah puasa secara holistik menghubungkan tubuh, pikiran, dan jiwa, sekaligus memberikan bukti ilmiah mengenai manfaat puasa bagi pengembangan karakter dan kualitas hidup.
Buku ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi akademisi, peneliti, praktisi kesehatan yang ingin memahami hubungan antara puasa, neuroplastisitas, dan perilaku taqwa. Semoga pembahasan dalam buku ini tidak hanya menambah pengetahuan ilmiah, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk menerapkan prinsip-prinsip puasa dengan kesadaran penuh, sehingga tercipta keseimbangan antara kesehatan fisik, mental, dan spiritual.