Selandia Baru ibarat kepingan surga yang turun ke bumi. Pemandangan alamnya eksotik, menjadi daya tarik wisata yang tinggi. Pariwisata menjadi sektor primadona. Sekitar satu dari 10 orang Selandia Baru bekerja di sektor pariwisata. Industri pariwisata sangat penting di Negara ini. Peran sektor pariwisata menyumbang 9 % dari PDB. Diperkirakan pariwisata menghasilkan sekitar $ 18,6 miliar setiap tahunnya. Menurut data statistik tahun 2012, devisa yang dihasilkan dari pariwisata internasional sebesar $ 9,6 miliar atau 15,4 % dari total ekspor. Pemasukan devisa dari sektor pariwisata bahkan mengalahkan ekspor daging dan produk turunannya yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat Selandia Baru. Wisatawan dalam negeri juga memberikan sumbangan signifikan, setiap tahunnya memberikan pemasukan $ 10,3 miliar.
Konsep keberlanjutan (sustainability) sektor pariwisata diterapkan secara ketat dalam pengembangan pariwisata. Ada dua hal yang menjadi pedoman utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, yang dalam bahasa Maori disebut Kaitiaktanga (perlindungan) dan Manaaktianga (keramahtamahan). Dengan prinsip ini Selandia Baru dapat memberikan keramah-tamahan kepada para wisatawan, dengan tetap melindungi serta mengelola budaya dan lingkungan sebaik-baiknya.
Disamping pariwisata, Selandia Baru juga berada di garda terdepan dalam pengembangan teknogi pembangkit listrik tenaga geothermal. Pembangkit listrik geotermnal tertua kedua di dunia dibangun di sini. Bahkan Selandia Baru telah mengekspor teknologi panas bumi ke berbagai negara, termasuk ke Indonesia. Indonesia bukan hanya perlu banyak belajar dalam pengembangan pariwisata dan teknologi panas bumi. Tetapi juga bisa belajar dalam hal pencegahan dan pemberantasan korupsi, karena Selandia Baru secara konsisten berada di jajaran negara bebas korupsi selama 9 tahun terakhir.