Perkembangan teori sastra akan selalu mengikuti perkembangan karya sastra yang diciptakan oleh para sastrawan. Munculnya teori sastra baru karena adanya fenomena baru di dalam karya sastra yang sedang berkembang, baik fenomena substansi maupun media yang digunakan. Pada saat ini muncul berbagai fenomena di dalam karya sastra karena perkembangan kreativitas dan teknologi media tempat sastrawan mengekspresikan karya-karyanya. Hal ini menjadi tantangan bagi para peneliti dan kritikus sastra. Perkembangan seperti itu juga terjadi di dalam kehidupan karya sastra Indonesia.
Teori sastra posmo atau posmodern atau dikenal juga dengan posstruktural muncul akibat fenomena tersebut di atas. Teori sastra ini akan terus berkembang melewati batas-batas ruang dan waktu dalam mengikuti perkembangan kehidupan sastra Indonesia. Peneliti atau kritikus sastra seharusnya selalu mengikuti perkembangan karya sastra dari waktu ke waktu dan mengungkapkan fenomena yang diungkapkan oleh sastrawan, sehingga dapat melahirkan teori-teori sastra yang baru. Munculnya teori-teori sastra yang baru akan membentuk sejarah perkembangan teori sastra, khususnya sejarah teori sastra Indonesia.
Di dalam buku ini tidak dibahas tentang sejarah teori sastra, tetapi dibahas tentang tife atau kelompok teori sastra yang berkembang pada saat ini, yaitu teori posmodern. Pembahasan pertama dinulai dengan uraian singkat sejarah munculnya teori sastra postmodern yang sesungguhnya diawali dengan perkembangan teori sastra modern sebelumnya. Teori sastra modern ini adalah teori struktural yang lama mendominasi perkembangan teori sastra sampai munculnya teori sastra posmedern pada saat ini. Apabila diamati perkembangan teori sastra posmodern secara seksama, maka ada dua tife atau kelompok teori sastra modern. Tife atau kelompok teori sastra posmodern yang dibahas di dalam buku ini adalah tife atau kelompok sastra postmodern yang pertama, yaitu: teori sosiologi sastra, teori semiotik, teori resepsi, dan teori interteks. Pembahasan tentang keempat teori sastra postmodern tersebut dilengkapi dengan pengamplikasiannya di dalam karya sastra atau karya seni pada umumnya. Dengan demikian, maka pembaca tidak hanya dapat memahami dengan lebih baik teorinya, teapi juga cara penerapannya atau aplikasikannya