Buku ini mengupas secara komprehensif tentang pentingnya transmisi pengetahuan lisan dalam tradisi Islam, serta berbagai metode pembelajaran yang digunakan pada masa awal dan pertengahan Islam. Pada periode tersebut, di mana tulisan belum berkembang pesat, pengetahuan disampaikan secara lisan sebagai sarana utama dalam pendidikan, baik dalam konteks agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
Di masa awal Islam, pengajaran lisan dimulai dengan Rasulullah Saw yang menyampaikan wahyu melalui ucapan, yang kemudian dihafal dan diteruskan oleh para sahabat. Hadis-hadis Nabi, tafsir Al-Qur’an, serta ajaran fiqh dan akhlak diajarkan melalui diskusi, ceramah, dan tanya jawab yang mengutamakan penghafalan serta pemahaman langsung dari guru kepada murid. Lisan menjadi sarana utama untuk memastikan pengetahuan tersebut diteruskan dengan akurat dan tidak terdistorsi.
Memasuki masa pertengahan Islam, meskipun tulisan mulai digunakan dalam pengajaran, tradisi lisan tetap memainkan peran sentral. Madrasah-madrasah yang berkembang pada masa itu menjadi pusat-pusat pendidikan yang menggabungkan pengajaran lisan dengan penggunaan teks tertulis. Di sinilah metode pembelajaran lebih terstruktur, dengan interaksi aktif antara guru dan murid, yang mengutamakan diskusi, kajian bersama, serta pengajaran melalui ceramah dan pelajaran langsung /yang dikenal dengan istilah student centered.
Buku ini juga membahas bagaimana metode-metode tersebut menciptakan suatu hubungan yang erat antara guru dan murid, di mana pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter, etika, dan adab dalam berinteraksi. Penekanan pada diskusi dan dialog ilmiah, serta keharusan bagi murid untuk memahami dan mengkritisi, merupakan ciri khas dari sistem pendidikan Islam pada masa itu.
Dengan pendekatan historis dan pedagogis, buku ini menggali bagaimana tradisi lisan berperan penting dalam mempertahankan keberlanjutan pengetahuan ilmiah dan agama dalam masyarakat Islam, serta relevansi metode tersebut dalam pendidikan masa kini. Buku ini menjadi sumber yang penting untuk memahami dinamika pembelajaran pada masa awal dan pertengahan Islam, dan bagaimana warisan tersebut dapat diterapkan dalam konteks pendidikan modern.