Di balik diamnya langkah-langkah kecil, semut menyimpan hikmah
zaman. Mereka membaca bisik alam, awan yang mendung tak biasa, tanah yang
menghangat tanpa sebab, akar yang bergetar pelan sebagai pertanda perubahan. Bagi
semut, bencana bukan kutukan, melainkan bahasa alam yang harus dimengerti, diterima,
dan dilalui. Mereka tak gentar oleh badai, api, atau banjir; mereka membangun kembali,
melangkah lagi, tanpa keluh. Di dalam setiap perjalanan mereka, ada pelajaran tentang
bertahan. Dan di dalam setiap bencana yang mereka saksikan, ada ramalan yang mereka
simpan untuk mereka yang mau mendengar.