Buku berjudul Inklusivitas Politik Era Digital: Perspektif Kritis dari Analisis Sentimen dan Topik ini lahir dari kerisauan sekaligus optimisme: kerisauan karena kesenjangan partisipasi politik kelompok difabel, perempuan, dan pemilih pemula masih terasa, serta optimisme karena ruang digital membuka peluang baru untuk mengurangi ketimpangan itu.
Tujuan penulisan buku ini adalah untuk menghubungkan riset big data dengan praktik kebijakan. Analisis sentimen dan topik atas jutaan unggahan media sosial memberi gambaran granular tentang hambatan dan harapan warga. Temuan kuantitatif diperkaya pembacaan kualitatif, lalu diterjemahkan menjadi strategi kurikulum, komunikasi, dan kebijakan inklusif. Harapannya, buku ini bisa menjadi jembatan antara dunia akademik, lembaga penyelenggara pemilu, organisasi masyarakat sipil, dan pembaca umum yang ingin memahami isu demokrasi inklusif secara lebih mendalam.
Struktur buku dirancang berjenjang. Bab 1 membuka konsep dan ruang lingkup inklusivitas. Bab 2 memetakan media sosial sebagai arena politik baru. Bab 3 menjelaskan metodologi analisis data, sedangkan Bab 4 menyajikan hasil empiris. Bab 5 menginterpretasikan temuan dalam kerangka hambatan dan peluang, diikuti Bab 6 yang merumuskan strategi pendidikan politik inklusif berbasis bukti. Bab 7 menutup dengan rekomendasi dan arah masa depan. Lampiran menyediakan kata kunci, panduan metodologi tambahan, dan daftar pustaka terkini.
Kerangka analisis dan rekomendasi di dalam buku ini diharapkan dapat memicu diskusi lanjut, riset replikasi, dan kebijakan nyata yang lebih berpihak pada prinsip demokrasi inklusif. Selamat membaca!