Perkembangan zaman terkadang dapat menyebabkan generasi muda kehilangan identitas diri sehingga tidak lagi mengenal bangsanya, apalagi dengan maraknya pendidikan ke luar negeri yang seakan menemukan hal-hal baru. Kebudayaan yang semestinya menjadi ruh dan identitas diri terkikis oleh kebiasaan-kebiasaan dari tempat belajar.
Istilah multikultural sudah lama dikenal di Indonesia dengan sebutan kebhinekaan, bahkan jauh hari sebelum bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tahun 1945. Hal itu dibuktikan dengan adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ada dalam genggaman Burung Garuda sebagai lambang negara diyakini sudah ada dalam Kitab Sotasoma.
Buku ini memberi gambaran betapa luhurnya nilai-nilai kearifan nenek moyang Bangsa Indonesia yang diwariskan sebagai salah satu elemen terpenting dalam membangun identitias bangsa. Untuk memberi gambaran ilmiah, disajikan pula teori-teori tentang pendidikan multikultural yang berkembang saat ini beserta nilai-nilai di dalamnya. Pemahaman multikultur dapat menumbuhkan sistem kehidupan inklusif ‘terbuka’ secara berlebihan dan berubah menjadi paham yang membenarkan semua pilihan kemudian melaksanakannya juga. Semoga buku ini menjadi salah satu referensi dalam Pendidikan Islam Multikultural khususnya yang berkaitan dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia serta menumbuhkan rasa nasionalisme guna menerapkan moderasi beragama yang sesuai dengan kaidah-kaidah.