Praktik-praktik keagamaan seperti manaqiban, tawassul, dan ziarah ke makam wali, seringkali dianggap sementara golongan sebagai tanda kejumudan suatu masyarakat. Hal ini ditunjukkan sebaliknya oleh masyarakat Kajen, mereka dikenal dinamis dalam pembangunan aspek perekonomian, sosial, pendidikan, dan bahkan politik seraya tetap mempertahankan praktik-praktik keagamaan tersebut.
Buku ini membahas praktik manaqiban yang banyak diamalkan oleh masyarakat di Desa Kajen, Margoyoso, Pati. Dengan metode deskriptif-analitik, buku ini memotret bagaimana tata cara pembacaan manaqib al-Jilani di Kajen, apa arti pentingnya, serta bagaimana relevansi kajian ini terhadap wacana tawassul melalui para wali di Indonesia.