Aceh adalah sebuah wilayah dengan kekayaan sejarah dan spiritualitas yang mendalam. Dalam konteks sosial-politik, ulama dayah memainkan peran yang sangat strategis, tidak hanya sebagai penjaga nilai-nilai Islam, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam berbagai fase sejarah Aceh. Buku ini membedah secara komprehensif bagaimana ulama dayah hadir dalam dialektika pembangunan politik Aceh dari masa ke masa.
Buku ini memotret peran ulama dayah secara historis sejak era kesultanan hingga era pasca-reformasi. Ulama tampil sebagai aktor penting dalam menata kehidupan masyarakat, dari pendidikan keagamaan hingga keterlibatan dalam merumuskan kebijakan publik. Di tengah gejolak sosial dan politik, ulama bertransformasi menjadi jembatan antara kekuasaan dan rakyat, antara syariat dan demokrasi.
Lebih dari sekadar tokoh spiritual, ulama dayah dihadirkan dalam buku ini sebagai subjek politik yang aktif. Mereka merespons perubahan zaman dengan berbagai cara: menjadi pendamai konflik, pendidik politik, bahkan pelaku dalam sistem politik modern melalui partisipasi dalam partai politik dan organisasi keulamaan.
Buku ini juga menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh ulama dayah, baik dari dalam komunitas mereka sendiri maupun dari luar. Mulai dari tekanan modernisasi, fragmentasi pemikiran, sampai pada kontestasi dengan kelompok keagamaan lain yang membawa narasi baru di ruang publik Aceh. Semua ini dibahas dengan pendekatan akademik yang tajam dan mendalam.
Dengan pendekatan multidisipliner yang berpijak pada realitas Aceh, buku ini menjadi bacaan penting bagi siapa saja yang ingin memahami dinamika sosial-politik Aceh, peran ulama dalam pembangunan, serta hubungan antara agama dan kekuasaan di tingkat lokal. Buku ini bukan hanya sebuah dokumentasi, tetapi juga tawaran pemikiran untuk masa depan Aceh yang lebih inklusif dan berdaulat secara nilai.