Endorsement
“UNU Cirebon Pada Fakultas Hukum Mengalami Khoriqul ‘Adah.Bagaimana Seorang Penyair Lahir dari Disiplin Ilmu Hukum. Karena hanya Lebe Penyair yang eksis, rajin membaca, gemar berkreasi serta alami ma’rifat puisi, maka layak di dapuk Wali Sastra UNU Cirebon. Hingga kepahitan hidup di desain menjadi daya ledak yang terpancar pada puisi – puisi yang menggugah sekaligus berkelas.”
(Prof. DR. K.H. Said Aqiel Siradj, M.A., Rektor UNU Cirebon)
“Saat Milad Ke-3 Universitas Bhamada – Slawi kami sengaja mengundang Agus Tarjono, S.H, Sang Lebe Penyair untuk baca puisi sebab keunikanya.dan betul saja menggetarkan dan menggemparkan Aula Bhamada. Dari 40 puisi pilihan Lebe Penyair terkesan ingin membuktikan adanyaketajaman imajinasi yang mengaliri ketepatan diksi di tiap kata dan larik dalam lembaran puisi – puisinya. Sehingga mencuatkan aroma khas saat di renungkan juga menghadirkan kekuatan saat dipentaskan.”
(DR. H. Maufur, M.Pd., Rektor Universitas Bhamada)
“Melalui acara penajaman visi dan missi di hotel Grand Dian Brebes Saat itu aku baru lebih percaya pada keunikan Sang Lebe Penyair sebagai seniman garda terdepan di Kabupaten Brebes sebab keunikan teatrikal – deklamasi ,gila bacanya dan totalitas dalam mendalami paradigma puisi. Ayahanda Bpk. Indra Kusuma, S.sos. Saat menjabat Bupati mengakui kiprah Sang Lebe Penyair. Kami Pemkab Brebes dan segenap masyarakat Kab. Brebes sungguh mengapresiasi kiprah dan karya Antologi Puisi ‘Zombi Sajak Pantura’ tunggal ini. Semoga kedepan bisa lebih bersinar dalam ikut memajukan Kabupaten Brebes tercinta ini.”
(Hj. Paramitha Widya Kusuma,S.E.,M.M)
Masa Bhakti 2025 – 2030
“Puluhan kali rumahku di marpangat di rawuhi Lebe Penyair. dari situ minat besarnya pada sastra khususnya puisi sangat besar. Dan ternyata dalam proses menjadinya blantika sastra pantura memberi ruang bergeraknya Sang Lebe Penyair. Dari biografi Lebe Penyair dapat di pahami betapa kariernya banyak onak dan duri, namun ketegaran berpuisinya sangatlah mengagumkan “
(Hj.Itiningsih–Istri Tercinta Penyair Besar Piek Ardijanto Soeprijadi)
“Setulusnya aku menemukan dan menjulukinya sebagai Lebe Penyair sebab sudah mengenal lama sejak Hotel Kencana yang sekarang- dulunya adalah rumah dinas Bupati Syafrul Supardi. dan kembali bertemu di tahun 2002 untuk bertemu dengan penyair idolanya yakni Penyair Besar Piek Ardijanto Soeprijadi Angkatan ‘66. Aku kaget penyair yang belakangan ternyata menyandang Strata 1 bidang hukum; saat itu malah sesenggukan, menangis. dari situ kutangkap kufahami ada kegilaan ekspresif, ada totalitas dalam berpuisi…“
(Drs. H. Atmo Tan Sidik, Budayawan dan Penerima Anugrah Kebudayaan Kemendikbud)